Nach kita mulai dari mana yach 😉
ok ….. kita mulai dari http://serendipity55.wordpress.com/2009/04/15/is-your-emotion-as-your-id/ …… sorry yach seren …. seperti biasa, kali ini gw gak sepakat (lagi) dengan pemikiran si Adi, sayangnya di web-nya dia gak ada kesempatan untuk berdiskusi sech, cmiiw.
Ini satu contoh nyata. Seorang klien saya, sebut saja Pak Budi, pernah berbisnis dengan rekannya. Dua kali Pak Budi ditipu dan dikhianati oleh rekannya. Dua kali pula Pak Budi marah besar, sangat kecewa, dan terluka. Cukup lama Pak Budi berusaha melepas emosi negatifnya terhadap kawannya. Tetap tidak bisa. Sampai saya membantunya, dengan teknik tertentu, melepas emosi itu untuk selamanya. Begitu emosinya berhasil di-release, Pak Budi merasa begitu lega, tenang, damai, sabar,dan benar-benar nyaman.
Saat ini bila Pak Budi bertemu rekannya ia bisa berbicara, bergurau, dan berdiskusi dengan tenang, nyaman, sama sekali tidak ada perasaan negatif.
“Lho, kok bisa. Bukankah klien ini masih ingat kejadian bahwa ia ditipu kawannya. Bahkan sampai dua kali?”